Al-Qolam(16/815)-Dalam tulisan yang sebelumnya, Penulis
telah mengungkapkan ada tiga alasan, mengapa #ParadeTauhid harus didukung. Sebenarnya,
pelaksanaan Parade ini bukanlah hal yang mudah. Sebab telah banyak beredar isu yang
menyebutkan bahwa Parade tauhid tidak boleh diikuti. Entah alasan bid’ah, bergabung
dengan harakiyyin hizbiyyin, tasyabbuh bil kufffar, memperingati ulang tahun
dan lain-lain.
Akan tetapi, Alhamdulillah di atas semua itu, Parade
tauhid berhasil dilaksanakan. Bahkan di luar dugaan. Jumlah peserta yang
awalnya hanya diprediksi ribuan meledak menjadi ratusan ribu, kata Ust. Haikal Hasan selaku Ketua Panitia.
Betapa tidak, ternyata Parade ini tidak hanya
diikuti oleh Ormas yang berkedudukan di Jakarta dan sekitarnya. Parade ini juga
diikuti oleh Ormas-ormas diluar Jakarta. Dalam penuturan Ketua Panita, ternyata
dari peserta ada yang dating dari Papua kurang lebih 400 orang, dari Sulawesi
dan daerah lain di Jawa.
Hal ini tentu sangat menggembirakan. Ditambah lagi,
Parade ini berlangsung tanpa ada hambatan dan ancaman-ancaman yang
membahayakan. Seluruh Peserta semenjak langkah pertama keluar dari pintu VII
GBK, hingga berputar di bundaran HI dan kembali ke pintu VII GBK berlangsung
dengan aman dan tertib. Bukan hanya tertib, tapi bersih. Sebab pihak Panitia menurunkan
setidaknya 100 orang Petugas Kebersihan selama acara ini berlangsung.
Ini tentu menjadi angin segar dalam perjuangan
Islam di Indonesia. Sebab belasan tokoh dari berbagai ormas, Laskar,Majelis Ta’lim,
Pondok Pesantren dan lain-lain bersatu dalam satu langkah, satu warna pakaian,
dan satu perasaan yang sama. Mereka berjalan dengan semangat sejauh 12 Km dan
membentangkan Bendera bertuliskan Laa
ilaaha Illallah, sepanjang 3 Km.
Di depan barisan Umat Islam yang mengangkat bendera
Indonesia, Ormas, dan Slogan-slogan Tauhid, para tokoh dan pemimpin islam saling
bergandengan tangan dan meneriakkan Takbir, Shalawat dan Orasi sepanjang
Perjalanan. Meski cuacu tampak panas, namun para peserta tetap semangat meneriakkan takbir dan melambaikan bendera Tauhid sepanjang perjalanan.
Setelah sampai di GBK kembali, para peserta
melaksanakan Shalat Dhuhur di bawah Terik Matahari dengan khusyu’. Sebagian
besarnya berwudhu menggunakan air mineral yang telah disediakan panitia. Air mineral
botolan tersebut disumbangkan oleh Kepala LP3i dan Ust. Yusuf Mansyur yang
mengirimkan sekitar 5000 kardus air mineral pada saat acara belangsung.
Parade Tauhid ini menjadi momentum persatuan dan kesadaran akan pentingnya persatuan. dan para Tokoh Islam pun menyerukan pentingnya persatuan. Meski beberapa tahuan terakhir, sikap politik serta kecenderungan umat islam yang masing-masing berjalan sendiri, namun dengan Parade Tauhid ini, umat islam bisa menunjukkan bahwa dengan laar belakang apa pun, dari daerah mana pun, dengan satu slogan serta tujuan yang sama, yaitu Tauhid, umat islam bisa bersatu.
Acara ini diawali dengan Orasi masing-tokoh yaitu diantaranya
KH.Kholil Ridwan, Habib Rizieq, Dzikir oleh KH Arifin Ilham, dan Pelepasan oleh
Ust. Fadlan Garamatan.
Acara ini berhasil memberikan pesan kepada
masyarakat Indonesia, tentang beberapa hal. Diantaranya, Pentingnya Persatuan
Umat Islam agar tidak menjadi bulan-bulanan paham merusak. Apalagi disebutkan
oleh KH. Kholil Ridwan dan Habib Rizieq, bahwa gerakan PKI sudah mulai
menampakkan eksistensinya kembali di Indonesia. Hal yang menjadi pertanyaan
kata Habib Rizieq, “Mengapa saat Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia, filem G30S/PKI
pasca reformasi tidak pernah lagi ditayangkan ?. Begitu pula, buku-buku Sejarah
yang mengungkapkan kekejaman PKI dalam melakukan pemberontakan di tahun 1960-an
?.
Selain itu, disampaikan juga di akhir acara, Ust. Said
Abdul Shamad tentang bahaya Syiah yang telah difatwakan sesat secara resmi oleh
MUI. Beliau menyatakan bahwa Syiah adalah gerakan yang perlu diwaspadai, dan
diusahakan untuk segera diatasi. Sebab, jika tidak 50 atau 100 tahun yang akan datang
Indonesia bias mengalami nasib yang sama dengan Negara seperti Iraq dan Yaman,
Negeri mayoritas Sunni yang telah dikacaukan oleh gerakan radikal Syiah.
Pada akhir Parade ini, Ust. Zaitun Rasmin
memantapkan kembali kepada para peserta, agar mereka tetap siap untuk melakukan
Parade ini setiap Tahun. Karena Beliau yakin, bahwa hanya dengan persatuan
ormas dan tokoh umat islam di Indonesia, umat islam bias memiliki Pemimpin yang
bias memahami pentingnya Penegakan Syariat. Beliau juga menghimbau agar tidak
termakan opini bahwa “lebih kafir, yang penting tidak Korupsi. Daripada shalat
tapi Korupsi”. Kata Beliau ini adalah ungkapan yang keliru dan seakan menjadi
justifikasi. Bahwa semua orang shalat pasti Korupsi. Padahal “masih banyak
pemimpin Muslim yang ta’at dan bertaqwa, dan punya kapasitas untuk memimpin
Ibukota”, pungkas beliau, diakhri orasinya. (elfaatih)
No comments:
Post a Comment