Dalam
masa yang sangat panjang, jatuhnya kekuatan umat islam tidak dapat dipungkiri. Dunia
islam meradang akibat kolonialisme dan penyakit al-wahn dalam tubuh umat
islam sendiri. Saat dimana umat islam telah kehilangan jatidiri dan ruh mereka
dalam agama. Salah satu diantara penyebabnya adalah kiris ilmu pengetahuan. Meski
telah berulang kali digagas dan digulirkan, wacana ilmu pengasuhan ilmu dalam
kerangka konsep keilmuwan islam masih mengalami hambatan yang cukup berat.
ANTARA TOLERANSI DAN PLURALISME (2)
Tuesday, 27 October 2015
Toleransi
dalam Islam
Dalam
islam sudah jelas bagaimana konsep toleransi yang benar. “Sesungguhnya agama
(yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam (QS. Ali Imran: 19). Begitu
pula dalam ayat yang lain, “Siapa
mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali Imran:
85) dan “Bagimu agamamu, dan
bagiku agamaku.” (QS al-Kafirun: 6). Dalam hadits juga dijelaskan “Demi
Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tak seorang Yahudi atau Nasrani yang
mendengar seruanku, dan sampai mati tidak mengimani ajaran yang aku bawa,
kecuali ia bakal masuk Neraka.” (HR Muslim).
ANTARA TOLERANSI DAN PLURALISME (1)
Monday, 26 October 2015
Jika
sekarang ini ada kepala negara Islam yang mengirim surat memintai Tony Blair
agar masuk Islam tentu dianggap pelecehan dan intoleransi. Bukan hanya karena
mustahil Blair sudi, tapi doktrin postmodern dan teologi global ‘mengharamkan’
hal tersebut. Doktrin pluralisme agama melarang menganggap agama lain salah,
dan agama sendiri paling benar, karena itu dianggap benih terorisme dan
fundamentalisme.[1]
4 RUKUN KEKUFURAN MENURUT IBNUL QAYYIM
Thursday, 15 October 2015
Dalam
banyak majelis, sangat sering dibahas tentang rukun iman. Bahkan sudah menjadi
kewajiban dalam kurikulum setiap jenjang institusi pendidikan islam. Akan
tetapi, jarang diungkapkan hal yang berlawanan dengannya, rukun kufur. Padahal,
tidak kalah pentingnya untuk dijelaskan juga kepada ummat, tentang ‘lawan’ dari
konsep-konsep dasar agama islam. Jika ada tauhid, lawannya adalah kesyirikan.
Harus diperingatkan akan bahayanya, dan kerusakannya. Begitu pula konsep as-sa’adah,
al-khayr, al-haq, dan sebagainya.
KRITIK SAINS ATAS TEORI EVOLUSI DARWIN (3)
Tuesday, 13 October 2015
Keenam, kajian antropologi dan arkeologi atau apa yang disebut
dengan arkeoantropologi dan paleoantropologi. Bidang yang berhubungan
langsung dengan asal-usul berbagai jenis manusia kuno, cara hidup dan
pengaruh-pengaruh peninggalan mereka dalam bentuk artifak atau hasil
tangan. Secara ringkasnya, secara mendasar tidak terdapat jurang perantara (significant
gap) antara daya cipta dan berbudaya berbagai jenis manusia kuno terawal
dengan manusia modern sekarang.
6 KRITIK SAINS ATAS TEORI EVOLUSI DARWIN (2)
Sunday, 11 October 2015
Pertama, Michael Behe. Ia adalah seorang Profesor Madya dalam
bidang biokomia di Universitas Lehigh di Amerika Serikat dan pengarang Darwin’s
Balck Box: The Biochemical Challange to Evolution (New York: Free Press,
1996, 307 Halaman). Ia bertolak dari hak-ikat proses biokomia yang berlaku
dalam bermacam fungsi anggota badan manusia, seperti proses biokomia yang
berlaku apabila mata melihat sesuatu, apabila darah dari luka yang mengalir
menjadi beku, dan seperti pengangkutan bahan-bahan kimia yang berlaku dalam
sel-sel kita. Setiap proses ini melibatkan proses timbal-balik. Dan interaksi
dinamis yang amat teratur lagi canggih diantara berbagai macam jenis enzim dan
protein, serta melibatkan berbagai unit anggota halus dalam sel-sel dalam proses
pembekuan darah, dan metabolisme tubuh.[1]
6 KRITIK SAINS ATAS TEORI EVOLUSI DARWIN
Saturday, 10 October 2015
Dalam beberapa postingan sebelumnya, kita
telah menyajikan bagaimana lahirnya ilmu sekuler. Salah satu diantara yang
dibahas adalah teori evolusi Darwin. Untuk lebih memudahkan pemahaman kita dan
sekaligus melengkapi bagaimana posisi teori Darwin, insya allah akan dipaparkan
berikut. Lahirnya teori Evolusi Darwin bukan tanpa kritikan. Dalam berbagai
sudut pandang, seperti Metafisika, agama, falsafah dan logika maupun dari sudut
kajian sains empiris sendiri.
REVOLUSI INTELEKTUAL
Tuesday, 6 October 2015
Tidak ada
peradaban yang bisa bangkit kecuali dibangun di atas tradisi ilmu. Tradisi menulis,
membaca, menghafal, ceramah dan diskusi menjadi aktivitas sentral dalam
struktur sosial masyarakat. Seperti itulah kondisi peradaban Islam yang
terbentang dari Baghdad hingga Maroko di abad pertengahan. Masa dimana tradisi
ilmu menjadi basis pengembangan masyarakat. Ribuan suffah, ma’had,
madrasah, halaqah, kuttab, majlis dan berbagai institusi lainnya menjadi
magnet ilmu pengetahuan. Didatangi oleh para penuntut ilmu dari berbagai
penjuru. Dari institusi tersebut, lahir ratusan ulama dan cendekiawan yang
menguasai al-Qur’an, hadits dan fiqh dan ilmu-ilmu seperti astronomi,
kedokteran, filsafat, dan matematika, dimana mereka mampu memandu dan memberi
pencerahan pada umat. Membangun pandangan tauhidi antara dunia dan akhirat.
KONSEP UNIVERSITAS DALAM ISLAM
Monday, 5 October 2015
Urgensi Rumusan
Konsep Universitas
Pentingnya
pendidikan tinggi secara strategis dan kultural memang tidak ternilai. Sebab,
dalam sejarahnya semangat, etos kerja, dan kualitas suatu negara atau
kebudayaan bersumber dari dan tercermin dalam institusi-institusi pendidikan
tingginya. Ketika menebarkan pengaruh, suatu negara atau kebudayaan
mengembangkan kajian-kajian intelektualnya untuk memperkenalkan khazanah dan
warisan keilmuwannya. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa masalah yang
melanda Dunia Muslim dalam beberapa abad belakangan ini, bersumber dari
institusi-institusi pendidikan tinggi mereka, meski tersedianya sumber-sumber
material dan keuangan.[1]
WAJAH UNIVERSITAS ISLAM
Sunday, 4 October 2015
Fakta
sejarah membuktikan bahwa hampir semua peradaban besar dunia memiliki
universitas, meski tidak menggunakan sebutan universitas. Di zaman Yunani Kuno
teradapat Akademi Plato, di Cina terdapat Universitas Sang Hsiang, yang kemudian
menjadi universitas Taixue dan Gouzijian (254 M), di Persia ada Akademi
Gundhishapur dan Harran, di India terdapat Universitas Nalanda dan Ratnagiri
(abad ke-5 M), di Syria terdapat Edessa dan monastri-monastri.[1]
5 MODEL ISLAMISASI SAINS (2)
Thursday, 1 October 2015
1.
Sakralisasi
Model sakralisasi sains memandang bahwa sains modern bernilai sekuler
dan jauh dari nilai-nilai spiritualitas, sehingga harus diarahkan pada sains
yang mempunyai nilai sakral. Ide ini dikembangkan oleh Sayyed Husain Nasr, dan
dikembangkan oleh muridnya, Osman Bakar.
Beliau lahir tahun 1933 dan merupakan
intelektual asal Iran yang menghasilkan lebih banyak waktunya di Amerika
Serikat. S1 jurusan Matematika di MIT, Magister of Science dalam Geologi di
Harvard University, 1956. Doktor Sejarah Sains Islam dalam memilih kosmologi sebagai
studi desertasinya.[1]
Subscribe to:
Posts (Atom)