Konsep Smart City
Konsep smart
city pertama kali dikemukakan oleh IBM, perusahaan komputer ternama di
Amerika. Perusahaan tersebut memperkenalkan konsep smart city untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Untuk menyukseskan konsep
kota pintar ini, IBM menelurkan enam indikator yang harus dicapai. Keenam
indikator tersebut adalah masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana,
ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.
Dengan
mengoptimalkan keenam indikator tersebut, konsep smart city bukan lagi
sebuah wacana belaka. Namun, perlu diingat, keenam indikator ini bisa lebih
difokuskan atau dimaksimalkan salah satunya. Misalnya, kota Copenhagen. Kota
yang ada di Denmark ini memfokuskan diri untuk pengoptimalan bidang lingkungan.
Karena hal ini, Copenhagen dianggap sebagai salah satu kota pintar di dunia.
Predikat smart city juga dimiliki oleh Seoul. Ibu Kota Korea Selatan
tersebut fokus pada pelayanan publik pada bidang teknologi informasi. Tidak
aneh jika kota ini memiliki jaringan internet tercepat di dunia.
Smart city merupakan sebuah konsep kota cerdas yang dapat membantu masyarakat
mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang
tepat kepada masyarakat atau lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun
mengantisipasi kejadian yang tek terduga sebelumnya. Hal itu dilakukan dengan
penerapan ‘komputerisasi’ dan ‘internet-isasi’ semua aktivitas dalam kota
cerdas, sehingga dapat mereduksi dan mencegah bencana alam dan menangani
peristiwa darurat (Considering the Internet of Things is the basis of a
Smart City, Smart Cities will enhance the urban comprehensive management level
while improving the ability of reducing and preventing disasters and handling
emergencies).
Dengan Smart
City, berbagai macam data dan informasi yang berada di setiap sudut kota
dapat dikumpulkan melalui sensor yang terpasang di setiap sudut kota,
dianalisis dengan aplikasi cerdas, selanjutnya disajikan sesuai dengan
kebutuhan pengguna melalui aplikasi yang dapat diakses oleh berbagai jenis
gadget. Melalui gadgetnya,secara interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber
data, mereka mengirim informasi ke pusat data untuk dikonsumsi oleh pengguna
yang lain.
Perkembangan
teknologi yang semakin pintar membuat konsep smart tak hanya
diterapkan pada berbagai perangkat, tetapi pada berbagai sistem atau tatanan.
Salah satunya yang mencuat akhir-akhir ini adalah konsep smart city. Konsep
yang disebut sebagai kota pintar ini adalah konsep yang mengetengahkan sebuah
tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.
Selain itu,
konsep kota pintar ini juga memang dihadirkan sebagai jawaban untuk pengelolaan
sumber daya secara efisien. Bisa dibilang, konsep kota cerdas ini adalah
integrasi informasi secara langsung dengan masyarakat perkotaan.
Untuk teknis
bagaimana sebuah kota pintar bekerja, Suhono Harso Supangkat, ahli smart city
dari ITB punya pendapat. Dikutip dari Liputan6.com (1/9/2014), beliau
mengungkapkan bahwa smart city akan membuat kemacetan bisa perlahan teruraikan.
Misalnya ketika kendaraan dalam keadaan merayap, ada sensor di lampu lintas
yang nantinya akan memindai keadaan hingga membuat lampu hijau menyala lebih
lama untuk jalur yang merayap. Kondisi lain semisal ada daerah kotor,
maka sensor membacanya kemudian hadirlah alat pembersih yang membersihkan
daerah kotor tersebut. Dalam hal ini, sensor akan mendapatkan peran vital untuk
menunjang sebuah konsep smart city.
Ponsel Cerdas (Smartphone)
Sebelum
dirilis, konsep kota cerdas sebenarnya telah diawali dengan Ponsel Cerdas. Dalam
bahasa Inggris, smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai
kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. Belum ada
standar pabrik yang menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa orang, ponsel
cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak
sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang
aplikasi. Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon
yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik), internet dan
kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau terdapat papan ketik
(baik sebagaimana jadi maupun dihubung keluar) dan penyambung VGA. Dengan kata
lain, ponsel cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai kemampuan sebuah
telepon.
Pertumbuhan
permintaan akan alat canggih yang mudah dibawa ke mana-mana membuat kemajuan
besar dalam pemroses-ngingatan, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur
telepon genggam sejak beberapa tahun ini.
Kebanyakan alat
yang dikategorikan sebagai ponsel cerdas menggunakan sistem operasi yang
berbeda. Dalam hal fitur, kebanyakan ponsel cerdas mendukung sepenuhnya
fasilitas surel dengan fungsi pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya
dapat menyertakan miniatur papan ketik QWERTY, layar sentuh atau D-pad, kamera,
pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak dan keras,
kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik, penjelajah foto dan melihat
klip video, penjelajah internet, atau hanya sekedar akses aman untuk membuka
surel perusahaan, seperti yang ditawarkan olehBlackBerry. Fitur yang paling
sering ditemukan dalam ponsel cerdas adalah kemampuannya menyimpan daftar nama
sebanyak mungkin, tidak seperti telepon genggam biasa yang mempunyai batasan
maksimum penyimpanan daftar nama.
Ponsel cerdas
pertama dinamakan Simon; dirancang oleh IBM pada 1992 dan dipamerkan sebagai
produk konsep tahun itu di COMDEX, sebuah pameran komputer di Las Vegas,
Nevada. Ponsel cerdas tersebut dipasarkan ke publik pada tahun 1993 dan dijual
oleh BellSouth. Tidak hanya menjadi sebuah telepon genggam, ponsel cerdas
tersebut juga memiliki kalender, buku telepon, jam dunia, tempat pencatat,
surel, kemampuan mengirim dan menerima faks dan permainan. Telepon canggih
tersebut tidak mempunyai tombol-tombol. Melainkan para pengguna menggunakan
layar sentuh untuk memilih nomor telepon dengan jari atau membuat faksimile dan
memo dengan tongkat stylus. Teks dimasukkan dengan papan ketik “prediksi” yang
unik di layar. Bagi standar masa kini, Simon merupakan produk tingkat rendah,
tetapi fitur-fiturnya pada saat itu sangatlah canggih.
Manusia Cerdas
Setelah
menjelaskan secara sederhana bagaimana konsep kota dan telpon cerdas,
sepertinya tidak sah jika tanpa ada kajian tentang manusia cerdas. Sebab
operator bagi kedua piranti atau konsep di atas adalah manusia.
Konsep manusia
sangat luas. Berbagai defenisi bisa diindeks dalam search engine ketika
kita mengetikkan kata ‘konsep manusia’. Apalagi jika telah membahas konsep manusia cerdas. Akan
tetapi saya sebagai muslim tentu lebih sepakat untuk melihat bagaimana konsep
manusia cerdas itu lewat ajaran islam. Sebab manusia cerdas telah dijelaskan
dalam ajaran islam. Bahkan menempati struktur dasar dalam filsafat pendidikan
islam.
Jika kita
melihat konsep kota cerdas dan ponsel cerdas di atas, seluruhnya menggambarkan
bagaimana ciri hidup di dunia. Dengan kemudahan komunikasi, hingga komuterisasi
rutinitas dalam sebuah kota cerdas. Lalu, bagaimana seharusnya konsep-konsep
itu dijalankan ?. Bagaimana melihat secara whole comprehensive
dalam menerapkan konsep ‘cerdas’ baik kepada ponsel, kota dan manusia ?.
Sederhananya,
dalam sebuah hadits Nabi SAW menjelaskan bagaimana konsep manusia cerdas
tersebut. ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang
paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan
kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ (HR. Ibnu Majah, Thabrani,
dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah).
Ya, manusia
cerdas adalah manusia yang tidak sekedar melihat realitas fisis-empiris dan
waktu di mana ia hidup sekarang. Manusia cerdas adalah manusia yang memandang
melampaui eksistensi objek fisik. Sebab ponsel dan kota, hanya sekedar sarana
untuk memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan manusia cerdas, bukan sekedar
kemudahan fasilitasnya dan apa yang bisa ia nikmati. Namun, manusia cerdas
adalah manusia yang mengoptimalkan usahanya di dunia, karena ia tahu bahwa
karena hidup cuma sekali, maka ia berusaha menjadikan hidupnya berarti. Mereka
tahu bahwa karena kehidupan bukan sekedar ‘disini’, maka mereka berusaha untuk
mendapatkan akhirat, sebagaimana mereka mengharapkan dunia. Mungkin seperti
itulah manusia cerdas!. Wallohu a’lam.
No comments:
Post a Comment