Cari

KEPALA RT/RW TERPILIH, SELAMAT!

Wednesday, 8 March 2017


Syamsuar Hamka, M.Pd.I.
(Warga Tamalanrea, Kec. Biringkanaya)
                                                 
            Ahad, 26 Februari 2017 serentak di seluruh Makassar mengadakan Pemilihan Umum Kepala RT dan RW. Ini adalah sebuah pesta demokrasi yang menjadi tanda demokrasi yang semakin matang dalam proses kenegaraan dan kebangsaan kita. Sebuah angin segar bagi pelaksanaan demokrasi bagi bangsa kita secara umum.
Terlihat di pinggir – pinggir jalan dan di lorong – lorong di seluruh daerah di Kota Makassar ramai dengan dipasangnya tenda untuk menyukseskan pesta demokrasi ini.

Di Makassar sendiri, terdapat 15 Kecamatan yang melaksanakan Pemilihan Kepala RT/RW seperti yang dilansir tribun timur dalam portal web-nya. Diberitakan sekitar 9.104 calon akan bersaing memperebutkan kursi di 5.956 RT dan RW yang tersebar di wilayah Makassar, dengan rincian 2.085 calon RW dan 7.019 calon RT.
Adapun Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk pelaksanaan pemilihan calon ketua RT dan RW serentak di Makassar ini, menurut Kepala Bagian Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Makassar Iskandar Lewa Sabtu (11/2/2017) mengatakan bahwa dari 15 Kecamatan di Kota Makassar, satu diantaranya adalah Kecamatan yang berada di Pulau, yaitu Kecamatan Sangkarrang, selebihnya di daratan.



Dari data tersebut, tercatat Kecamatan Tamalanrea yang memiliki DPT tertinggi yakni 33.978, dan Kecamatan Sangkarrang yang memiliki DPT terendah yakni 3.238.
Pemkot Makassar, kata Iskandar berdasarkan DPT yang ada dilanjutkan dengan pembukaan pendaftaran bagi bakal calon Ketua RT dan RW di Makassar. Dimana untuk pendaftaran RT/RW, para calon bisa datang ke Kantor Kelurahan setempat. "Panitia pelaksanaan pemilihan RT RW ini akan diketuai langsung lurah dan camat sebagai pengawas," ujar Iskandar.
Sementara itu, BPM sendiri sebagai penyelenggara pemilihan RT/RW secara serentak ini melakukan pendampingan kepada pihak kecamatan, guna pelaksanaan pemilihan RT RW bisa berjalan sesuai dengan petunjuk teknis yang ada.
Akan tetapi, proses demokrasi tersebut yang seharusnya bebas dari berbagaia kepentingan politik yang tendensius.
Penulis yang berdomisili di Kecamatan Biringkanaya. Sebutlah di RW “A”, ternyata mendapati banyak keluhan dari warga. Hal itu dikarenakan, panitia pemilihan sama sekali tidak melibatkan warga yang ada. Tidak ada sosialisasi baik penjaringan, dan pemberitahuan kepada warga. Berbeda dengan kelurahan yang lain yang aktif melakukan sosialisasi.
Tentunya, sosialisasi yang baik tentu akan direspon dengan baik. Sehingga calon – calon pemimpin yang memiliki potensi dan punya visi dan misi di lingkungan RT/RW di Makassar menjadi kesempatan mengembangkan potensi dan melayani kepentingan warga seluas - luasnya.
Sebaliknya, cenderung menutup – nutupi proses pemilihan serta penjaringan adalah indikasi bahwa ada kecenderungan untuk melakukan tindakan tidak terpuji dalam pesta demokrasi tersebut.
Karena itu, menjadi pemimpin harus memiliki niat yang lurus. Sebab, jika ternyata ketika menjadi Pemimpin, yang dikejar adalah jabatan dan kesempatan membangun ‘Mafia’ yang justru mempersulit urusan – urusan rakyat, tentu ini sangat dilarang dalam agama kita.
Seorang calon pemimpin atau Ketua RT/RW harus merenungi hadits nabi SAW tentang memberikan kemudahan kepada seorang mukmin. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36).
Hal ini-lah yang seharusnya menjadi motivasi utama bagi para calon pemimpin untuk duduk di kursi kepemimpinan di tingkat RT/RW. Mereka harus menanamkan niat yang lurus dan benar. Sebab jabatan yang sekecil itu, tidak akan abadi. Yang abadi, justru adalah pertanggung-jawabannya di dunia dan akhirat. Jangan sampai memimpin puluhan Kepala Keluarga di lingkungan RT/RW bisa membuat kita lupa akan perintah untuk berbuat adil. Bahkan menjadikannya sebagai tujuan untuk memperoleh keuntungan duniawi, dan melupakan aspek akhirat.
Memang, menjadi Kepala RT/RW pada sebagian orang mungkin bukanlah hal yang terlalu ‘bergengsi’. Namun demikian, banyaknya calon yang ada, menunjukkan bahwa ada animo yang besar bagi para warga untuk menjadi pemimpin dalam kompleks, atau ‘lorong’ di kota Daeng ini.
Karena itu, kita bisa bercermin dari hadits di atas, bahwa seorang muslim yang memudahkan urusan orang lain, maka kesusahannya akan diringankan oleh Allah, bukan cuma di dunia, bahkan hingga ke akhirat. Sehingga menjadi pemimpin, bisa menjadi salah satu sebab bagi kita untuk masuk ke dalam syurga.




Apabila para calon pemimpin mengetahui bahwa menolong seseorang yang sedang membutuhkan bantuan akan mendapatkan pahala. Sehingga itu bukan malah dijadikan sebagai kesempatan untuk meraup keuntungan. Mengambil ‘kesempatan dalam kesempitan’.
Mental – mental ‘penjilat’ atau ‘egois’, haus akan jabatan serta cinta dunia justru adalah biang kehancuran. Setiap orang yang berkumpul padanya sifat seperti ini, tidak akan mendapatkan kemuliaan di sisi manusia, apalagi di sisi Allah. Sebab jabatan, hanya topeng belaka.
Seorang pemimpin harus bisa memahami dan memposisikan dirinya dengan bahwa warganya yang sedang membutuhkan bantuan. Jika ia memahami betul hal tersebut, tentu setiap orang yang dipimpinnya akan merasa puas, dan tidak akan kecewa. Ia akan dihormati, disegani dan bahkan tidak jarang ia bisa mendapatkan keuntungan material, karena perlakuan baiknya kepada orang – orang yang dipimpinnya.

Lewat lembaran ini, saya ucapkan kepada para Ketua RT/RW yang terpilih, “Selamat mengemban amanah, semoga Allah memudahkan urusan anda dan kaum muslim”. Bertaqwa-lah kepada Allah. Dan memimpinlah dengan adil. Sebab tidak ada perbuatan yang tidak dimintai pertanggung-jawaban. (Wallohu a’lam bi ash-Showab).

No comments:

Post a Comment

 

Iklan Buku

Followers

Bincang-Bincang