(Bekasi-LPQ) Hingga ahad, 26 Januari 2014, tepatnya di Desa Tanjung Air, Kecamatan babelan, Kab. Bekasi masih terendam banjir. Air setinggi lutut orang dewasa menggenangi sekitar lima hektar wilayah di desa tersebut. Menurut farhan, warga setempat, banjir kali ini adalah banjir terbesar selama tujuh tahun terakhir.

Tim sampai di lokasi tepat pukul 13.00 WIB, dan langsung mengarahkan warga untuk berkumpul di Posko Induk, yang tidak lain adalah masjid di kampung tersebut.
Banjir yang terjadi di Desa yang berjarak sekitar 5 Km dari Laut ini terjadi karena luapan air laut yang sedang pasang bertemu dengan luapan aliran sungai. Dalam kondisi normal, sungai yang berada tepat membelah desa ini tinggi airnya sudah sejajar dengan mulut sungai, sehingga tambahan guyuran hujan membuat sungai cepat meluap. Sementara 99 % rumah warga adalah rumah batu dengan lantai tanah.
Hampir dipastikan, sepenuhnya aktivitas dari mata pencaharian warga terhenti, karena 99 % warga adalah nelayan.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan bisa diharapkan masyarakat di sini punya perhatian terhadap pendidikan, yang bisa memperbaiki kondisi desa ini”, kata Farhan, guru MTs di Pesantren Desa ini.
Usai dari Babelan, tim kembali mengunjungi posko kedua. Tepatnya di Desa Singkil, Kabupaten Bekasi. Di desa ini, ratusan hektar sawah terendam banjir, yang mengakibatkan gagal panen. Di tempat ini, sekitar 100 orang warga mengantri untuk pemberian bantuan. Sebagian besarnya adalah anak-anak (el-faatih).
No comments:
Post a Comment