Cari

PECAHKAN TEMPURUNG DI KEPALAMU ! (1)

Tuesday, 30 April 2013



Mungkin setiap kita hidup dalam tempurung. Otak kita diselubungi lapisan kalsium karbonat di tengkorak. Padat serupa serat yang kuat melindungi akal, tempat pikiran bersemayam. Badan kita dikelilingi tempurung kulit. Lapisan yang disebut epidermis atau kulit ari yang begitu halus. Rambut pun demikian. Ia terdiri dari sel-sel yang diselubungi tempurung zat kitin, atau zat tanduk yang keras. Rumah kita diselubungi dinding yang berlapis-lapis. Di dinding pun berlapis-lapis semen, pasir hingga cat. Diluarnya ada lapisan dinding kompleks atau garis batas lingkungan, RT, RW atau kelurahan secara imaginer. Dan adat juga lapisan yang mengandung kita secara imaginer.

Di luarnya lagi ada selubung lapisan batas kota, kabupaten hingga provinsi. Membesar hingga menjadi Negara. Terus membesar menjadi benua dan akhirnya pulau yang kita tempati juga berada dalam tempurung lapisan pantai. Lapisan itu ditambah semuanya akan menjadi Bumi.

Makhluk-makhluk hidup, disebut sebagai lapisan biosfer. Lapisan tanah disebut sebagai Pedosfer. Lapisan batuan disebut sebagai Litosfer. Lapisan air disebut sebagai Hidrosfer. Dan di atasnya, petala-petala langit yang tujuh menyelimuti kita dengan kedamaian dan kesejukan. Namanya atmosfer.

Kita hidup dalam kandungan. Kita hidup dalam tempurung demi tempurung yang berlapis. Kita dilahirkan dari lapisan rahim dan perut. Keluar, dikandung nilai dan norma.

Kita hidup dalam lingkaran-lingkaran yang tidak kita tahu ujungnya. Di situlah kita berkeliling mencari di mana ia berada.

Kawan !, Dunia ini luas. Tidak seperti apa yang ada di kepalamu. Luasnya tidak seperti selaput myelin yang membungkus saraf-sarafmu hingga bisa mengalirkan muatan listrik dengan reaksi elektrokimia. Kita hidup dalam lingkaran hidup. Yang ilmu biologi pun masih bingung dengan kehidupan. Kita hidup dengan pikiran. Yang dengan neurologi pun bingung menjelaskannya. Dan kita hidup tersusun dari partikel fundamental, yang fisika partikel pun masih belum mengetahui apa itu ATOM. Jiwa dan emosi  kita pun masih mencari siapa dia, karena psikologi hanya mampu menjelaskan gejalanya.

Bumi ini punya banyak daratan. Masih saja ada sudut-sudut yang engkau belum tahu. Masih ada bahasa yang membingungkan, dan membuat perut geli mendengarnya. Meskipun mereka juga akan geli medengar bahasamu.

Kawan, daratan tempat kakimu berdiri tidak seluas tempurung kampungmu, yang hanya mengenal bagaimana membeli kangkung di pasar tepi pantai dan membuangya dalam bentuk lain ke pantai itu karena kita tidak mengenal jamban.

Daratan ini masih terhampar luas. Masih ada garis-garis merah, di peta ini untuk kita jelajahi. Menembus setiap lapisan dan tempurung yang mengurungmu. Seperti dua ekor kelinci  itu. Ia hanya mengenal delapan sudut kandangnya. Serta sebuah pintu yang terbuka setiap tiga kali sehari hanya untuk memasukkan kangkung, kol atau daun sawi , sisa-sisa bahan baku sayur, untuk sarapan pagi pemiliknya.

Kawan. Segeralah berlari menjemput nasibmu. Terbanglah mencari sudut langit. Biarkan dirimu mengangkasa menembus cara berpikir karena tempurung yang membuat orang, pasrah dengan nasibnya (elfaatih).

No comments:

Post a Comment

 

Iklan Buku

Followers

Bincang-Bincang