Di
zaman klasik, umat Islam pernah mengalami kemajuan bukan hanya di bidang ilmu
agama Islam saja, melainkan juga di bidang ilmu umum, kebudayaan, dan
peradaban. Sejumlah
ulama dan tokoh-tokoh dunia kemudian lahir dari rahim kaum muslimin. Di bidang
ilmu agama Islam, muncul tokoh-tokoh yang diakui kepakarannya dalam khazanah
ilmu Tafsir, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, tak ketinggalan ilmu Tasawwuf, ilmu
Kalam, dan akhlak. Selain itu, di bidang ilmu pengetahuan sains, lahir sederet
tokoh ahli Sejarah, Filsafat, Astronomi, ilmu Jiwa, Kedokteran, Farmasi, Seni,
hingga Fisika dan Kimia. Tak terkecuali di masyarakat Indonesia, pendidikan
Islam sejak awal telah menyertai dinamika dakwah di Indonesia.Melalui
pendidikan Islam, transmisi dan sosialisasi ajaran Islam dapat dilaksanakan dan
dicapai hasilnya hingga terlihat seperti sekarang.[1]
PEKIK TAKBIR DI HARI PAHLAWAN
Thursday, 19 November 2015
Sebuah
bom jatuh dari langit. Di badan hulu ledaknya tertulis Little Boy. Bom
itu jatuh tepat di tengah sebuah kota dan meluluhlantakkan kota dalam sekejap.
Semua orang berlarian, dan terlihat asap pekat hitam membumbung ke angkasa. Bom
Hiroshima, telah dijatuhkan.
3 UNSUR JIWA MENURUT IBNUL JAUZY
Friday, 6 November 2015
Menurut
para pemikir, manusia adalah makhluk monodualisme. Terdiri dari unsur jasad dan
ruh. Hubungan keduanya seperti sebuah perahu dengan nakhodanya. Kapal tanpa
nakhoda tak akan berlayar. Dan nakhoda tanpa kapal, tak bisa berbuat apa-apa. Akan
tetapi, substansi manusia bukan pada unsur jasadnya. Yang mendasari nilai
kemanusiaan ada pada unsur ruhaniyahnya. Dan ruh tersebut, bersifat metafisik,
immateri, tidak berbentuk komposisi, namun memiliki daya dan kekuatan untuk menggerakkan
dan memahami sesuatu. Berbeda dengan jasad, yang bersifat materi, berbentuk
komposisi, dan tidak kekal. Dari berbagai defenisi manusia setidaknya, pembahasannya
berputar pada konsep-konsep tersebut.
Subscribe to:
Posts (Atom)