Syamsuar Hamka
(Kadept. Kastra PP LIDMI)
Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan
pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom,
senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan
bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial.
Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.
.
Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.
Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.
.
Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.
------------------------------------------------------------------
Kutipan di atas, adalah potongan status viral yang ditulis oleh seorang siswa
yang baru saja menamatkan SMA-nya di Gambiran, Jawa Timur. Afi Nihaya Faradisa,
sebuah nama pena dari Asa Firda Inayah. Ia menjadi terkenal disebabkan
tulisannya tentang pendidikan pada hari Pendidikan tahun lalu. Tulisan itu
dianggap melampaui daya pikir seorang anak SMA. Hingga tak jarang kita temui
komentar orang tua di beberapa status facebooknya, “Nak.. pikiranmu dewasa
sekali. Banyak orang dewasa gak begini cara berpikirnya”.